Selasa, 25 Juni 2013

KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD

Rahasia Di Balik Dahsyatnya Surat Al-Anfal Ayat 2
Obat- Penyakit Hati. Pengobatan Alternatif Melalui Sholat Malam (Tahajjud). Membersihkan Hati & Penyakit Hati. Manfaat Dzikir. Kunci Mencapai Nafsul Mutmainnah.

Assalamualaikum wr. wb.
"sesungguhnya orang-orang yang beriman itu ialah, mereka yang bila disebut (mendengar) nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal". Al-Anfal ayat 2.
Apakah anda merasakan getaran di hati ketika mendengar kalimat-kalimat Allah, Adzan atau ayat-ayat Al-Quran ?.............................
Jika tidak, berarti anda belum............................
Belum banyak melakukan amalan-amalan sunnah.

Banyak macam-macam amalan sunnah yang bisa menimbulkan getaran di hati ketika kita mendengar ayat-ayat atau kalimat-kalimat Allah. Di antaranya yaitu sholat dan dzikir lisan. Dzikir lisan yaitu membaca Al-Quran dan menyebut kalimat-kalimat Allah berulang-ulang.
"Hai orang-orang yang beriman, ber-dzikirlah (dengan menyebut nama Allah), dzikir yang sebanyak-banyaknya". Al-Ahzab ayat 41.
Seperti: Subhanallah, Alhamdulillah, Laailaahaillallah, Allahu-Akbar, Asstagfirullah juga Asma'ul-Husna dan lain -lain. Semakin banyak kita membaca Al-quran atau menyebut kalimat-kalimat Allah, maka semakin kuat getaran di hati yang kita rasakan ketika mendengar kalimat-kalimat/ nama-nama Allah. Artinya semakin kuat iman kita. Dampak atau efek dari getaran itu mulai terasa setelah kita mengamalkannya.

 “Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami;
sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.” Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.”
(Al-Isra’: 107-109)

Hamba Allah yang mulia. Pada postingan ini penulis akan membahas mengenai: Pengaruh getaran di hati ketika selesai melaksanakan sholat, tentunya sholat sunnah yang paling utama (muakad) yaitu sholat malam atau Tahajjud.

Cobalah bangun tengah malam, lalu wudhu, kemudian sholat dua raka'at dua kali, ditambah witir satu raka'at. Jadi semuanya lima raka'at. Setelah itu bacalah Al-Quran paling sedikit lima menit. Ini adalah perintah Allah dalam Surat Al-Muzzammil. Jika anda amalkan itu selama tiga hari berturut-turut, maka anda akan merasakan getaran di hati ketika mendengar kalimat-kalimat atau ayat-ayat Allah. Perasaan getaran di hati itu katakanlah getaran iman. Sebagian orang mengatakannya energi positif. Tapi karena istilah tersebut juga digunakan oleh berbagai agama dan kepercayaan yang berbeda. Maka, kita ganti saja istilah energi positif itu dengan getaran iman.

Kembali kepada getaran iman. Perasaan getaran iman itu membuat hati kita takut untuk berbuat dosa, terhindar dari godaan dan gangguan syetan atau sihir, dan tahan terhadap ujian atau cobaan yang menimpa. Perasaan itu biasanya mulai timbul ketika kita sedang atau selesai mengamalkannya. Bahkan terkadang setelah berkali-kali mengamalkannya. Namun apabila kita ingin cepat mendapatkannya, caranya mudah. Lakukan saja Tahajjud dengan sebelas raka'at, lalu dzikir atau bacalah Al-Quran selama setengah jam atau lebih. Semakin banyak dzikrullah, maka semakin cepat kita dapatkan getaran iman tersebut. Gejala-gejalanya seperti: Air mata mulai menetes berulang-ulang secara tiba-tiba. Tangisan itu membuat perasaan hati menjadi rendah. Merasa tidak berdaya dihadapan Allah. Meluluhkan sifat-sifat sombong yang selama ini pernah kita perbuat. Bayangan dosa-dosa masa lalu melekat dalam ingatan. Sambil menyesalinya, sesekali meneteskan air mata. Hati, badan dan fikiran merasakan getaran Allah, Allah, Allah. Tiada yang lain selain Engkau Yaa Allah. Rabbul Aalamiin. Saat itulah hati mulai terisi iman. Ibarat HP yang baru di charge, maka baterainya mulai terisi. Perasaan ini adalah proses transisi dari lemah iman menjadi lebih kuat. Perasaan ini juga bisa dialami oleh orang yang imannya kuat dan stabil (amalan sunnahnya banyak), dikarenakan ia baru saja bertaubat, setelah ia khilaf berbuat dosa. Persaan ini adalah perasaan cinta dan rindu seorang hamba kepada Tuhannya. Perasaan ini seperti seorang insan yang sedang merindukan pasangannya. Hanya saja bedanya. Jika perasaan cinta dan rindu kepada Tuhannya itu adalah iman, yang didapat melalui banyak- banyak beribadah. Sedangkan perasaan Cinta dan rindu kepada manusia itu adalah nafsu, yang didapat dengan sendirinya tanpa perlu usaha. Jika manusia merasakan perasaan cinta dan rindu terhadap pasangan atau kekasihnya. Tentunya ia tidak ingin melupakannya. Apalagi sampai mengkhianatinya. Begitu juga perasaan getaran iman yang dirasakan oleh orang-orang yang beriman . Ia juga tidak ingin melupakan bahkan sampai mengkhianati Kekasihnya yang abadi. Allah Ar-Rohmaan Ar-Rohiim.

Perasaan getaran iman itu apabila stabil (amalan tahajjudnya terus-menerus) sangat dahsyat khasiatnya untuk kekebalan tubuh (sistem imun) terhadap penyakit dan juga sihir. Tentunya ini sangat baik bagi yang berusia lanjut. Bahkan bisa menyembuhkan penyakit-penyakit yang dokter tidak bisa menanganinya. Sudah banyak buktinya. Salah satu buktinya adalah Prof. Dr. Moh. Sholeh. "Saya dulu pernah mengidap penyakit kanker kulit (1982-1987). Dokter sudah angkat tangan. Namun Tahajjud menyelamatkan saya. Setelah itu saya dinyatakan sembuh sama sekali," ujar Prof. Dr. Moh. Sholeh. Sumber: Republika.

Jika anda ingin tahu banyak mengenai manfaat sholat malam (Tahajjud). Anda bisa dapatkan buku-bukunya di toko buku Wali Songo Senen, atau infonya di Google search dengan mengetik kata kunci "Prof. Dr. Moh. Sholeh," di sana akan anda temukan banyak informasi seputar kisah seorang Dokter Mohammad Sholeh, dari pernah menderita penyakit kanker kulit yang parah, kemudian ia meneliti manfaat sholat malam (Tahajjud) bagi kesehatan secara ilmiah berdasarkan ilmu kedokteran, hingga membuka klinik terapi sholat Tahajjud (sholat malam), sehingga banyak sekali para penderita penyakit yang menjadi jamaahnya. Anehnya. Tidak sedikit di antara jamaahnya adalah Dokter.

Membuat Manusia Terbatasi/ Tertahan  dari Nafsu Duniawi
Manfaat lain dari getaran iman adalah bisa membuat manusia terbatasi/ tertahan diri dari nafsu duniawi. Sekalipun itu nafsu syahwat yang sulit ditahan. Karena getaran iman itu adalah perasaan hati yang telah dibentuk oleh manusia melalui banyak-banyak beribadah, lalu diberikanlah oleh Allah suatu perlindungan ke dalam hati manusia melalui MalaikatNya (Q-S: Al-Fath ayat 4), yaitu bisa menutupi perasaan hati manusia yang sebelumnya manusia mempunyai sifat-sifat atau kebiasaan-kebiasaan buruk, katakanlah itu sifat sombong, pemarah, dengki, iri, ria, kikir, penzinah dan lainnya yang berhubungan dengan segala penyakit hati. Sehingga manusia mempunyai rasa takut, takut dan takut untuk berbuat dosa, dan bisa dengan sangat-sangat mudah merubah kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, dan terhindar dari segala penyakit hati.

Terhindar dari penyakit hati (syetan di dalam hati) itu maka timbullah ketenangan di hati. Nafsul mutmainnah. Yaitu jiwa (hati) yang tenang. Tidak merasakan kepedihan dan kegelisahan di hati ketika mendapatkan ujian. Anehnya. Tidak ada perasaan takut sama sekali ketika bahaya ancaman kematian mengancam seperti, dalam keadaan gempa (tsunami), Perang, dirampok dan lain-lain. Hati tetap merasa tenang meski dalam keadaan tersebut. Seolah hidup di dunia ini tidak ada apa-apanya. Bukankah perasaan ini yang didambakan bagi setiap orang yang beriman ?.....Selalu siap menerima panggilan malaikat maut pada saat kapanpun. Dimanapun. Menikmati sakaratul maut yang indah.
"Hai jiwa (hati) yang tenang (nafsul mutmainnah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu. Masuklah ke dalam surgaKu". Q-S Al-Fajr ayat 27-30.
Perasaan tidak takut mati ini jelas sangat bertolak belakang dengan orang-orang yang tidak pernah beribadah kepada Allah atau orang-orang kafir. Mereka mempunyai perasaan terlalu mencintai dunia dan takut akan kematian, seperti yang disabdakan Rosulullah saw. Tapi bagi hamba Allah yang beriman (memiliki rasa getaran iman) tidak terlalu mencintai dunia dan tidak takut akan kematian. Yang terasa di hati adalah ikhlas ketika mendapat ujian, sabar dan tawakkal. 

"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (dzikrullah) hati menjadi tenang".Q-S Ar-Ra'd ayat 28.

"Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran (rasa gelisah) terhadap mereka dan tidak [pula] mereka bersedih hati.  [Yaitu] orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa"  Q-S Yunus ayat 62-63.

 Hamba Allah yang mulia. Dari kesimpulan tulisan di atas telah kita ketahui bahwa setiap melakukan amalan-amalan yang disunnahkan pasti akan membawa manfaat. Baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya jika meninggalkannya bisa membawa mudharat.
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Q-S Al-Isra' ayat 7.
Kebanyakan orang-orang islam hanya tahu kalau manfaat beramal sholeh hanya didapat di akhirat nanti. Itu karena mereka tidak mau mempelajari Al-Quran dan Hadits. Padahal, untuk memahami Al-Quran dan Hadits tidak mesti harus menjadi seorang Ustadz/zah. Banyak orang yang tidak tahu kalau dzikrullah dan sholat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar (Q-S Al-Ankabut ayat 45). Tulisan di atas telah menjawab semua itu, bahwa sholat yang dapat mencegah perbuatan keji dan munkar tidak cukup hanya dilakukan lima kali dalam sehari. Tapi harus plus sholat sunnah yang utama yaitu sholat malam atau Tahajjud. Karena dulu sholat malam diwajibkan. Setelah turun surat  Al-Muzammil ayat 19-20 baru disunnahkan.

Merubah Perasaan Hati, Badan dan Pengaruh Fikiran
Saudara-saudari yang dirahmati Allah. Jika kita mengamalkan sholat malam (tahajjud) secara terus menerus, maka akan sangat-sangat mempengaruhi hati (membersihkan penyakit hati), mempengaruhi badan (membentuk daya tahan tubuh terhadap penyakit maupun sihir ), dan mempengaruhi fikiran, artinya ada perubahan yang dirasakan dalam fikiran yaitu, tidak ada khayalan dan bayangan keindahan duniawi seperti khayalan dan indahnya cinta, fikiran ngeres, jenuh, bayangan kelam seolah hari depan suram (yang dirasakan ketika seseorang putus asa), prasangka buruk dan fikiran kotor lainnya. Sehingga kita bisa dengan khusuk ketika sedang melaksanakan sholat, karena tidak ada bayangan dalam fikiran yang mengganggu. Karena bayangan itu sesungguhnya adalah syetan yang mempengaruhi fikiran. Jadi ada tiga pengaruh syetan yang menyingkir. Yaitu syetan yang mempengaruhi hati, syetan yang mempengaruhi badan dan syetan yang mempengaruhi fikiran. Jika kita tidak melakukan amalan-amalan ini. Justru yang dirasa dalam hati, badan dan fikiran adalah sebaliknya yaitu, daya tahan tubuh lemah, malas, hati dan fikiran kotor penuh dengan khayalan keindahan duniawi.

Hamba Allah yang mulia. Kekuatan getaran iman itu hanya bertahan selama kita melakukan amalan-amalan tersebut. Jika kita meninggalkan amalan-amalan itu, maka getaran iman itu mulai pudar perlahan-lahan dari hati. Ibarat HP yang tidak dicharge. Maka baterainya mulai lemah. Makin lama makin kosong. Alias lemah dan kosong iman. Saat itu hati mulai rentan terhadap godaan dan gangguan syetan (sihir), emosi, depresi dan seluruh penyakit hati lainnya. Dan daya tahan tubuh mulai melemah, terutama bagi orang yang sudah lanjut usia, lalu mudah terserang penyakit.

Anda belum yakin dengan tulisan ini ?....................Bagaimana mungkin anda bisa mengatakan suatu hidangan rasanya nikmat kalau anda belum pernah mencicipi. Dicoba dulu, baru anda bisa menilai rasanya. Nah. Supaya anda tahu bagaimana kenikmatan yang dirasakan ketika rutin melaksanakan sholat malam (tahajjud). Tentunya perlu pembuktian secara ilmiah melalui studi perbadingan. Caranya. Coba anda lakukan sholat malam (tahajjud) selama dua bulan penuh. Kemudian anda rasakan perubahan dan pengaruhnya di hati, badan dan fikiran. Dan bagi yang mempunyai penyakit berat, ringan atau kambuhan. Silahkan periksa kembali ke dokter.

Setelah selama dua bulan anda mengamalkannya, coba anda tinggalkan amalan-amalan tersebut. Kemudian anda rasakan juga pengaruhnya ketika kosong (iman) itu di hati. badan dan fikiran. Silahkan bandingkan.  Ingat. Ketika anda melakukan studi perbandingan, amalannya haruslah continually atau tiap hari. Tidak boleh libur. Kalaupun libur karena ketiduran. Tidak boleh meninggalkannya lebih dari satu kali. Sebab, semakin banyak libur, maka pengaruh getaran imannya semakin lemah. Alias lemah iman.

Khusus bagi wanita jika berhalangan dianjurkan untuk banyak-banyak berdzikir atau mengucapkan kalimat-kalimat Allah berulang-ulang sebanyak mungkin agar tidak kosong iman. Bisa diucapkan sambil berdiri, duduk atau berbaring. Bisa juga diucapkan di dalam angkutan umum atau bis kota. Tidak harus pakai Tasbih.

Mengucapkan kalimat-kalimat Allah berulang-ulang di tempat keramaian bagi yang belum terbiasa memang sangatlah berat. Tapi jika anda memaksakan diri agar lidah anda mengucapkan kalimat-kalimat Allah minimal 100 kali saja, maka niscaya untuk seterusnya anda akan sangat mudah untuk mengucapkannya. Mengapa demikian ?.....Karena syetan yang menahan lidah anda untuk ber-dzikir itu sudah mulai menyingkir dari diri anda. Buktikanlah !.....

Para pembaca yang mulia. Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin penulis jelaskan tentang manfaat sholat malam (Tahajjud). Namun jika ditulis dalam satu blog ini, mungkin akan terlalu panjang tulisannya. Maka dari itu. Jika anda masih penasaran ingin mengetahui tema yang berhubungan dengan sholat malam (tahajjud) ini. Silahkan anda buka *Membandingkan Cinta Allah dengan Cinta manusia / harta. *Menggapai cinta Allah.

Saudara-saudari yang dirahmati Allah. Cukup sampai di sini dulu. Sekian. Wassalamualaikum. Wr. Wb.

SYUKUR DAN SABAR

Secara global kehidupan semua manusia adalah sama, mereka hanya akan melewati dua sisi hidup yang Allah Ta’ala pasangkan; bahagia dan bencana, mudah dan sulit, suka dan duka. Kita pun sudah, sedang, dan akan terus merasakan keduanya silih berganti. Kehidupan ini bagaikan roda yang berputar, kadang posisi kita di atas dan kadang di bawah, semua akan mendapatkan gilirannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَتِلْكَ الأيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia ..” (QS. Ali Imran (3): 140)

Demikianlah hidup kita. Namun, tidak sedikit manusia yang tidak terima kenyataan ini. Keinginan mereka adalah semua hari adalah bahagia, semua cuaca adalah cerah, semua tanah adalah subur, semua air adalah jernih. Tidak demikian. Manusia semacam ini akan terombang ambing oleh impian dan dipenjara oleh fatamorgana yang hanya dapat berubah jika mereka mau menerima kenyataan hidup dan siap mengarunginya.
Ada pun bagi seorang beriman, mereka akan menyikapi dua sisi hidup ini secara ikhlas dan penuh ridha. Mereka meyakini, baik atau buruk dari apa yang dialami manusia, pastilah memiliki pelajaran berharga dan rahasia manis yang dapat diketahui cepat atau lambat. Tidak ada yang sia-sia.

Allah Ta’ala menceritakan perkataan orang-orang yang mendalam ilmunya (Ulil Albab):
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا
“Tuhan kami, tidaklah apa yang Engkau ciptakan ini sia-sia.” (QS. Ali Imran (3): 190)

Ya, semua keadaan pasti membawa manfaat untuk kita, sebab Allah Ta’ala tidaklah mengadakannya untuk main-main dan kesia-siaan. Oleh karena itu, sikap terbaik terhadap bencana adalah bersabar, sikap terbaik terhadap kebahagaiaan adalah bersyukur. Inilah cara yang ditempuh orang beriman, sikap yang diambil para shalihin (orang-orang shalih), dan jawaban yang diberikan para fuqaha (orang-orang yang faham agama).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga telah menggambarkan:
عَجَباً لأمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لأِحَدٍ إِلاَّ للْمُؤْمِن: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خيْراً لَهُ
“Sungguh mengagumkan melihat urusan orang mukmin, baginya, semua masalah adalah baik. Dan, sikap yang demikian tidaklah terjadi kecuali oleh orang beriman. Jika dia mendapatkan kebahagiaan dia bersyukur dan itu adalah hal yang baik baginya, dan jika dia mendapatkan keburukan dia bersabar, dan itu adalah hal baik baginya.” (HR. Muslim No. 2999, Ibnu Hibban No. 2896)

Syukur Itu Manis


Manusia yang di dadanya dipenuhi rasa syukur adalah manusia kaya sebenarnya. Hatinya lapang dan jiwanya bersih dari angan-angan kosong dan impian yang melemahkan gairah hidup. Tidak ada waktu baginya memikirkan apa-apa yang dimiliki orang lain, tetapi dia sibuk dengan berbagai nikmat yang Allah Ta’ala yang tak terhingga yang dia dapatkan dariNya. Sehingga lahirlah jiwa yang kaya, dan jiwa yang kaya itulah kaya yang hakiki.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ليس الغنى عن كثرة العرض، ولكنَّ الغنى غنى النفس
“Bukanlah kekayaan dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan sebenarnya adalah yang kaya jiwanya.” (HR. Bukhari No. 6081, Muslim No. 1051, At Tirmidzi No. 2373, Ibnu Majah No. 1386, Ibnu Hibban No. 679, Ahmad No. 7316, Abu Ya’la No. 3079, 6583, Ishaq bin Rahawaih dalam Musnadnya No.320)

Jiwa yang kaya itulah raja sebenarnya, seorang raja tidak lagi membutuhkan apa-apa yang ada pada orang lain, begitu pula hamba Allah Ta’ala yang pandai bersyukur, dia merasa cukup dan puas, sehingga mata dan wajahnya tidak pernah menoleh kepada apa yang bukan hak dan miliknya.

Seorang penyair berkata:

اذا كنت ذا قلب قنوع فأنت و مالك الدنيا سواء
“Jika engkau memiliki hati yang puas (qanuu’), maka engkau dan rajanya dunia adalah sama saja!”

Seorang hamba bersyukur bukan hanya di bibir dengan ucapan Alhamdulillah, tetapi dia tampakkan dalam sikap hidup; yaitu menjaga dan memanfaatkan sebaik-baiknya nikmat yang Allah Ta’ala berikan kepadanya dengan cara dan tujuan yang baik pula, tidak iri dan dengki terhadap anugerah yang Allah Ta’ala titipkan kepada orang lain, serta adanya perbaikan dalam kualitas hubungan dengan Allah Ta’ala (ibadah) dan hubungan dengan manusia (sosial).

Percayalah, sikap syukur tidak akan memberikan apa-apa bagi pelakunya kecuali hanya kebaikan dan kebaikan. Dia akan dicintai manusia, sebab kehadirannya bukan ancaman bagi orang lain. Dia akan dicintai Allah Ta’ala, sebab dia tidak kufur atas nikmatNya, bahkan Allah Ta’ala akan menambah nikmat untuk hamba-hambaNya yang bersyukur.

Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim (14): 7)

Seorang ulama berkomentar tentang ayat ini:

وإذ أقسم ربكم وآلى بعزته وجلاله وكبريائه كما قال: { وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ [مَنْ يَسُومُهُمْ سُوءَ الْعَذَابِ ] } [الأعراف: 167].
وقوله { لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ } أي: لئن شكرتم نعمتي عليكم لأزيدنكم منها، { وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ } أي: كفرتم النعم وسترتموها وجحدتموها، { إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ } وذلك بسلبها عنهم، وعقابه إياهم على كفرها

Ingatkah ketika Tuhanmu bersumpah dengan keagunganNya, kekuasaanNya, dan kemahabesaranNya, sebagaimana firmanNya ( dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa Sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya) dan firmanNya (Jika kalian bersyukur niscaya akan Aku tambahkan), yaitu jika kalian benar-benar mensyukuri nikmatku atas kalian, maka Aku akan benar-benar tambahkan nikmat itu untuk kalian, (dan jika kalian kufur terhadap nikmat) yaitu jika kalian kufur terhadap nikmat itu dengan menutup-nutupinya dan mengingkariny (maka azabKu begitu keras) maka nikmat itu akan diambilNya kembali dan Dia akan memberikan hukuman. (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 4/479. Dar Ath Thayyibah Lin Nasyr wat Tauzi’)

Beginilah Cara Mereka Bersyukur


‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha menceritakan tentang ibadahnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كَان يقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حتَّى تتَفطَرَ قَدمَاهُ، فَقُلْتُ لَهُ، لِمْ تصنعُ هذا يا رسولَ اللَّهِ، وقدْ غفَرَ اللَّه لَكَ مَا تقدَّمَ مِنْ ذَنبِكَ وما تأخَّرَ؟ قال: "أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أكُونَ عبْداً شكُوراً؟

Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdiri pada shalat malam (tahajud) sampai bengkak kedua kakinya, lalu aku berkata kepadanya: “Kenapa kau lakukan ini wahai Rasulullah? Padahal Allah telah mengampunimu baik dosa yang lalu dan yang akan datang?” Beliau menjawab: “Tidakkah aku suka jika aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR. Bukhari No. 1078, Muslim No. 2819, Ibnu Majah No. 1419, At Tirmidzi No. 412, An Nasa’i No. 1644, Ibnu Khuzaimah No. 1182, 1184)

Lihat! Walaupun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah diampuni semua dosa yang lalu dan akan datang, dia tetap beribadah, bahkan lebih kuat lagi. Tidak justru ‘mentang-mentang’ sudah diampuni lalu menghabiskan waktu dengan senang-senang semata.

Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah menceritakan tentang seorang ulama nan shalih, Imam Al Fudhail bin ‘Iyadh. Suatu malam Beliau sedang shalat tahajud, ternyata tanpa sepengetahuannya anaknya yang laki-laki mengikutinya jadi makmum, sampai dia membaca satu ayat yang memilukan hati anak itu, lalu anak itu terjatuh dan wafat.
Keesokan harinya ramai manusia bertakziah ke rumahnya, sebagai rasa ikut berduka. Tetapi, Imam Al Fudhail bin ‘Iyadh justru mengeluarkan perkataan yang mengherankan bagi manusia saat itu. Dia tidak bersedih, tak ad air mata, justru senyumanlah yang ada darinya.

“Jangan kalian kira aku sedang bersedih, justru aku bergembira dengan wafatnya anakku ini, karena dia wafat dalam keadaan husnul khatimah.”

Ya, beliau bukan sedang berduka cita dan bersabar, tetapi sedang bergembira dan bersyukur karena anaknya wafat dalam keadaan yang sangat bagus yakni ketika shalat tahajud. Sungguh jika bukan karena tawakal yang mendalam, sikap seperti Imam Al Fudhail bin ‘Iyadh adalah sikap yang amat sulit dilakukan manusia zaman sekarang.
Sabar Itu Indah

Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah pernah mengatakan bahwa di surga hanya ada dua kelompok manusia; manusia yang bersyukur dan manusia yang bersabar.
Orang-orang sukses, dunia dan akhirat, salah satu kuncinya oleh kesabaran. Lihatlah betapa sabarnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya dalam mendakwahkan Islam di Jazirah Arab. Walau tantangan, ancaman, pengusiran, bahkan percobaan pembunuhan sudah berkali-kali dirasakannya ketika tiga belas tahun dakwah di Mekkah, akhirnya Allah Ta’ala menangkan dakwah Islam karena buah kesabaran Beliau dan para sahabatnya.

Sabar memang berat. Oleh karena itu, Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah memasukkan sabar dalam menuntut ilmu, sabar dalam menghafalkan ilmu, dan sabar dalam menyampaikan ilmu adalah termasuk jihad fisabilillah. Maka, dari sini kita bisa mengetahui bahwa sabar bukanlah kelemahan, justru sabar adalah kekuatan, sabar bukan kelesuan tetapi dia adalah gairah hidup, sabar bukan kecengengan tetapi dia adalah ketegaran, sabar bukanlah pesimis tetapi dia adalah optimis, dan sabar bukanlah diam membisu tetapi dia adalah pantang menyerah. Dan, orang sabar bukan sekedar yang tidak menangis ketika mendapatkan musibah, bukan pula sekedar tidak mengeluh ketika tertimpa kesulitan, sebab itu barulah tahapan awal kesabaran.

Allah Ta’ala berfirman:

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

`Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imran (3): 146)

Dibalik Sabar Ada Kemenangan


Ini adalah janji Allah Ta’ala kepada hamba-hambaNya yang bersabar. Dan, janjiNya adalah benar. Namun jangan lupa, sabar juga bukan kekuatan tanpa perhitungan, sabar bukan ketegaran tanpa tujuan, sabar bukan pesimis tanpa arahan, sabar bukanlah gerak pantang menyerah namun tanpa pemikiran yang matang. Tidak demikian. Tetapi sabar adalah berpadunya kekuatan dan perhitungan, ketegaran dan tujuan, optimis dan arahan, gerak pantang menyerah dan pemikiran matang, maka tunggulah kemenangan yang Allah Ta’ala janjikan.

Perhatikan firman Allah Ta’ala berikut:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ إِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ عِشْرُونَ صَابِرُونَ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ يَغْلِبُوا أَلْفًا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَفْقَهُونَ (65) الآنَ خَفَّفَ اللَّهُ عَنْكُمْ وَعَلِمَ أَنَّ فِيكُمْ ضَعْفًا فَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ صَابِرَةٌ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ وَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ أَلْفٌ يَغْلِبُوا أَلْفَيْنِ بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ (66) }

Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Anfal (8): 65-66)

Maka, Maha Benar Allah ketika berfirman:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (QS. Al Baqarah (2): 45)

Ya, orang sabar akan menjadi pemenang, bagaimana mungkin mereka kalah padahal Allah Ta’ala bersama mereka? Innallaha ma’ash shaabiriin (sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar) …..
Beginilah Kesabaran Mereka

Nabi Nuh ‘Alaihissalam menyebarkan dakwah tauhid dalam waktu 950 tahun, walau dia tahu pengikutnya tidak akan banyak, namun dia tetap berjuang tanpa putus asa.

“Dan telah diwahyukan kepada Nuh bahwasanya tidak akan ada yang beriman di antara kaumnya kecuali orang-orang yang telah beriman ( dari sebelumnya ) maka janganlah kamu putus asa karena apa yang mereka lakukan.” ( QS. Huud : 36 )
Dari ayat ini kita bisa tahu bahwa Nabi Nuh ‘Alaihissalam tidak akan banyak pengikut, tetapi dia terus mendakwahkan agama tauhid tanpa putus asa selama 950 tahun.

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, kemudian dia tinggal di antara mereka selama 950 tahun …” ( QS. Al ’Ankabut : 14 )
Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah mengalami penyiksaan yang amat memilukan selama tiga periode kepempimpinan khalifah yang berbeda yakni khalifah Al Makmun, Al Mu’tashim, dan Al Watsiq, demi mempertahankan aqidah yang benar bahwa Al Quran adalah kalamullah (firman Allah), dan Al Quran bukan makhluk Allah sebagaimana keyakinan kelompok menyimpang Mu’tazilah. Namun, akhirnya pada Al Watsiq beliau dibebaskan, bahkan khalifah ini mengakui kebenaran keyakinan Imam Ahmad bin Hambal dan mendukung dakwahnya.

Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani Rahimahullah menyusun kitab Fathul Bari selama 25 tahun. Kitab yang memberikan penjelasan terhadap hadits-hadits yang terdapat kitab Shahih Bukhari. Dan, kita ini dinilai sebagai kitab terbaik dan terlengkap dalam bidangnya, khususnya dalam memberikan penjelasan (syarah) terhadap Shahih Bukhari.
Masih banyak contoh-contoh kesabaran orang-orang besar dan sukses selain mereka.
Lalu, di manakah posisi kita di antara mereka?

Wallahu A’lam